Urban Protest Against Fuel Price Hike

Planting seeds reversing the city walls

Sabtu, 06 November 2010

wahai burung bangkai yang lapar

datanglah ke sarangnya ketuk aja sekuat tenaga.. mengapa harus takut anjing galak taringnya takkan setajam otakmu bahkan isi tempurungnya telah mati empat ratus tahun yang lalu tertawalah ketika kau menerima tawaran tempat duduk karena mereka pandai bersedih jaga apimu, bilik ruangan itu bermusim angin ribut setelah itu buang tawamu jauh keluar jendela, mereka pandai mencurinya iringi olah vokalnya dengan permainan serulingmu anggap saja pemanasan sebelum bertanding.. kemudian, biarkan api dihatimu membakar nyanyiannya buat...

lembaran kue yang robek untuk seorang kawan..

Kawan.. selamat bercengkrama dengan titik refleksi Maaf jika tak ada hal mewah sebagai penanda ucapan selamat Anggap saja puisi ini adalah kue sederhana Di atasnya tertanam 21 batang lilin Ketika kau tiup, Apinya padam karena tak mampu membakar masa lalumu Permasalahanmu takkan musanah seperti asap lilin yang menghilang bersama desahan angin Apa yang telah kau lakukan selama ini? Gampang saja, Bila tak ada silahkan kalikan dengan nol Dan itulah umurmu.. ulang tahun? ah, seandainya kau mampu mengulang tahun.... Pengulangan...