“Lebih baik suatu akhiran dengan teror daripada teror yang tanpa
akhir!” Teriakan tersebut menguap dari mulut para borjuasi dalam
parlemen yang memimpin rakyatnya secara otoriter. Mereka tengah
dikoyak-koyak kecemasan. Teror bisa berupa apa saja. Bom bunuh diri,
pembajakan pesawat, vandal, poster, selebaran gelap, puisi, cerpen, dan
sebagainya. Pada mulanya teror selalu disertai enigma. Ketika dibongkar.
Seluruh isi teror merupakan akibat dari tak diterimanya pendapat.
Ide bisa menjadi awal persoalan. Ketika ditekan justru akan semakin...