Urban Protest Against Fuel Price Hike

Planting seeds reversing the city walls

Combing Into Jogja

Spend the twilight alone

Carnaval Music Patrol XII Jember

Sabtu malam, sampai senin dini hari (28-29/07), Carnaval Music Patrol (CPM) merupakan sebentuk usaha untuk melestarikan kesenian tradisi yang mulai meredup eksistensinya karena tergeser oleh arus modernisasi. Kegiatan CMP XII ini, diselenggarakan kesekian kalinya, oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian Universitas Jember (UKMK UJ).

Abrasi di Bibir Papuma

Jember (13/01) dini hari beberapa teman mencari nasi menyisir warung, mereka berjalan pelan-pelan lewat belakang warung.

Berdagang di Pasar Tradisional

Para pedagang di Pasar Tanjung Jember yang memulai aktivitasnya dini hari.

Rabu, 11 April 2018

Bisnis 'Heroin Elektrik' Mobile Legends

Ada bisnis legit di tiap lapis olahraga virtual e-Sports.

Revolusi digital memindai gaya hidup orang Indonesia. Gim online berbasis ponsel seperti Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) merangsek pelbagai ruang. Anda jadi lebih sering melihat orang-orang bermain gim di warung-warung, kantor, hingga sekolahan. Mereka lebih terobsesi main gim daripada ngobrol, makan, atau tidur. 

“Dulu waktu saya ngejar top global rank itu main gim 20 jam sehari,” ungkap Afrindo Valentino, 22 tahun, kepada reporter Tirto. Hasilnya, ia menjadi pemain terbaik di musik ke-7 di seluruh negara yang jadi persebaran MLBB. 

Afrindo adalah kapten tim NXL yang berinisial “G”, yang awal April lalu menyabet juara pertama Mobile Professional League (MPL). 

Di Indonesia, e-Sports atau olahraga virtual berkembang pesat. Ada lebih dari 9,5 juta penggemar e-Sports, di antaranya 2,8 juta tinggal di Vietnam dan 2 juta di Indonesia. Olahraga ini minim risiko cedera dan tak perlu otot besi. Tapi, sebagaimana olahraga dengan pemain lebih dari satu orang, ia membutuhkan kerja sama tim, strategi, kecepatan berpikir, dan yang menjadi pembedanya: jari yang gesit. 

Berdasarkan riset Newzoo, antara 2014 hingga 2016, audiens e-Sports tumbuhsebanyak 43 persen dari 204 juta menjadi 292 juta. Proyeksi pada 2019, audiens ini akan melebihi 427 juta. Industri e-Sports dalam dua tahun ini juga meningkat dari 194 juta dolar AS menjadi 463 juta dolar AS. Diperkirakan, tahun tahun 2020 bakal mencapai keuntungan sekitar 1,5 miliar dolar AS. 

Penelitian Newzoo menunjukkan Asia Tenggara adalah kawasan industri e-Sports dengan pertumbuhan tercepat. Lebih dari setengah penggemar paling bersemangat olahraga virtual ini ada di kawasan Asia Pasifik. Angka ini dilaporkan akan berlipat ganda pada 2019. Rencananya, e-Sports akan menjadi olahraga resmi pada Asian Games 2022 yang akan dihelat di Hangzhou, Tiongkok. 


Senin, 02 April 2018

Senjakala TVRI: Dijauhi Anak Muda, Digerakkan PNS Berusia Tua

Lembaga penyiaran publik ini telah renta, kusut, gemuk, malas, dan lamban.


Tampilan kelabu identik dengan Televisi Republik Indonesia. Televisi publik yang dibiayai negara itu menjadi tua, rimba masalah, dan kusut. Ia masih berisi acara seremonial pemerintah minim kritik. Ia menyajikan 60 persen tayangan berulang tanpa memproduksi konten baru. 

Bahkan ada program yang mereplikasi sebuah tayangan dari stasiun televisi swasta. Roy Thaniago dari Remotivi, sebuah pusat studi media dan komunikasi berkedudukan di Jakarta, menilai langkah menduplikasi tayangan itu karena TVRI terjebak dalam logika komersial. 

“Ada tayangan namanya 'Keren'. Itu namanya saja jelek. Itu tayangan meniru 'Dahsyat',” kata Thaniago merujuk acara hiburan dari RCTI berisi guyonan, guyonan, dan guyonan. 'Dahsyat' pernah disemprit Komisi Penyiaran Indonesia karena mengabaikan "norma kesopanan, penghormatan terhadap etika profesi, dan perlindungan anak." 

Selain itu, tayangan edukatif di TVRI misalnya dialog buku dikemas secara monoton. Tayangan yang membosankan dan terus diulang ini diproduksi oleh jumlah sumber daya melimpah. Pada medio 2010, jumlah karyawan TVRI sebanyak 6.823 orang, 2.000 di antaranya bekerja di kantor pusat. 

Apni Jaya Putra, direktur program dan berita TVRI, mengatakan kini jumlah pegawai TVRI ada 4.300 orang, dan sekitar 1.800 pegawainya bekerja di Jakarta. 

Dari nisbah itu, artinya, sekitar 2.500 karyawan TVRI berada di daerah, dan mereka hanya menggarap 20 persen tayangan dalam 22 jam. Di setiap daerah, jumlah karyawan antara 150 hingga 200 orang. 

“Kalau kami cerita komposisi beban kerja, rasio produksi dengan jumlah karyawan, ya kebanyakan,” keluh Apni.