Minggu, 08 Mei 2011

Semangat Bisu Perdamaian Ditengah Kuasa Perang Salib*

Walaupun film ini dirilist 6 tahun yang lalu (2005), akan tetapi sangat layak untuk ditonton berulang kali. Bisa dikatakan dalam film tersebut terselip misteri karena kebenarannya masih terselimuti kesamaran. Perang antara kaum muslim dan nasrani dalam memperebutkan Yarusalem berupaya didaur ulang dalam film ini.

Di awali oleh Balian yang ingin menebus dosa istrinya dengan menempuh perjalanan ke Yarusalem. Istri Balian melakukan bunuh diri karena terlilit duka atas kematian anaknya. Bukan hanya karena itu, dia juga akan memohon pengampunan di Yarusalem atas dosanya membunuh pendeta yang telah memenggal kepala istrinya.

Balian bersama Godfrey yang mengaku sebagai ayahnya menuju Yarusalem. Di tengah perjalanan, mereka bertemu pasukan yang berniat menangkap Balian karena perbuatannya membunuh seorang pendeta. Namun Godfrey melarang penangkapan yang dilakukan oleh pasukan yang di utus uskup dari utara itu semata untuk melindungi Balian. Akhirnya pecahlah pertempuran antar keduanya, hingga mengakibatkan Godfrey teluka parah.

Kemudian mereka menuju Messina. Karena kesehatan Gordfrey yang tak kunjung membaik, dia mengangkat Balian sebagai Ksatria dan Tuan atas daerah Ibelin untuk menggantikannya. Godfrey meninggal setelah meminta Balian untuk membela sang raja dan jika raja telah tiada, Balian harus melindungi rakyat. Setelah kematian Gordfrey pergilah balian menuju Yarusalem. Sedangkan pasukan Gordfrey akan mengikutinya seminggu kemudian.

Ketika melewati laut untuk menuju Yarusalem, kapal yang ditumpangi Balian ditelan ombak. Ketika dia tersadar laut telah membawa dirinya dan puing kapal ke daratan. Balian membunuh salah satu ksatria besar di kalangan muslim yang ingin merebut kudanya.

Sesampainya di kota, dengan cepat para prajurit Godfrey mengenali Balian lewat pedang warisan ayahnya. Kemudian dia dibawa untuk menemui patner terbaik ayahnya yaitu Tiberias. Lalu esok harinya dia diajak mengikuti acara perjamuan yang dihadiri para ksatria. Dengan diantar Sibylla, dia memenuhi panggilan sang raja.
Raja Baldwin IV adalah pemimpin Yarusalem pada masa itu. Raja tersebut mempunyai hubungan fekat dengan Sibylla, adiknya. Dialah yang setia menemani keseharian Baldwin IV yang terpaksa memakai topeng untuk menutupi penyakit kustanya. Raja bercerita perihal ayah Balian yang menaruh perhatian lebih padanya. Selain itu, raja juga bercerita tentang kemenangan besarnya melawan Saladin ketika ia berumur 16 tahun. Dia mendapatkan Yarusalem sebagai hadiah dari kemenangan besar itu. Setelah itu raja memerintahkan kepada Balian agar merawat daerahnya dan melindungi kaum yang lemah di Ibelin.

Luas tanah Ibelin sekitar seratus hektar dan dihuni kaum kristen, islam, dan yahudi. Bisa dikatakan heterogenitas penganut agama dalam Iberis yang membuat semangat perdamaian tumbuh di jiwa ayahnya. Kemudian Balian ikut bekerja bersama warganya untuk menggali tanah, agar desa mereka tidak kekeringan lagi. Di saat yang sama, Reynald dan Guy membunuh rombongan kaum muslim Saracen yang mereka temui. Hal ini membuat Saladin geram dan mengirimkan pasukannya untuk menyerang Kerak (daerah kekuasaan Reynald). Raja memimpin para prajurit untuk menghadang Saladin dan menyuruh Balian untuk melindungi penduduk desa. Balian memenuhi perintah raja agar menghadang kavaleri Saracen yang dipimpin Saladin sampai raja tiba.

Selang kekalahan Balian dalam menghadang kavaleri, sang raja datang untuk berunding dengan Saladin. Raja menawarkan agar peperangan dibatalkan dan berjanji akan menghukum Reynald. Pasca penawaran raja disepakati oleh Saladin, raja menuju Kerak dan memenjarakan Reynald.

Raja Baldwin IV ingin mengekalkan perdamaian lewat perintahnya, agar Balian dan Sibylla menjalin hubungan pernikahan. Hal tersebut dilakukan agar Balian melanjutkan titah raja, sebagai penerus kebebasan memluk agama dan menjunjung tinggi rasa perdamaian. Akan tetapi perintah raja itu tidak disetujui oleh Balian. Hal itu dikarenakan dia tidak ingin menjadi penyebab hukuman mati bagi Guy.
Akhirnya Guy yang memegang kendali Yarusalem setelah kematian raja. Di awal kekuasaannya, Guy membebaskan Reynald dari penjara. Tentunya dengan permintaannya agar Reynald memberikan semangat peperangan padanya. Permintaan tersebut dilaksanakan oleh Reynald dengan membunuh kaum muslim dan menawan adik dari Saladin.
Kemarahan Saladin kembali meledak. Dia mengirim pesan lewat salah satu prajuritnya agar mengatakan pada Guy supaya lekas menyerah dan memberikan Yarusalem padanya. Lalu Guy menusuk leher pengirim pesdan itu dan mengirim kepalanya ke Damaskus sebagai bentuk ketidaksepakatannya sekaligus pernyataan perang.

Genderang perang pun akhirnya ditabuh. Guy membawa seluruh pasukan untuk berperang. Sehingga pertahanan Yarusalem menjadi lemah. Perjalanan menuju medan peperangan yang jauh dan jauh dari mata air membuat pasukan kewalahan. Bahkan satu persatu dari mereka mati sebelum berperang. Hal tersebut yang pada akhirnya membuat Saladin dengan mudahnya membunuh seluruh pasukan Guy.

Di lain pihak, Balian mencoba membentuk pertahanan di Yarusalem. Dia memimpin warga Yarusalem dalam kekosongan prajurit. Salah satu pesan dari ayahnya untuk melindungi rakyat ketika raja telah mati membuat semangatnya berkobar. Balian memerintahkan agar semua pria bersenjata ikut serta memperkuat pertahanan dengannya.

Sekian lama pertahanan Balian mampu membendung serangan Saladin. Namun tibalah saatnya Saladin ingin mengajukan kesepakatan dengan Balian. Dia sempat tidak percaya dengan tawaran Saladin untuk mengawal seluruh rakyat Yarusalem menuju tanah kaum kristen. Karena menurut Balian, kaum kristen membantai seluruh kaum muslim ketika mereka merebut tanah Yarusalem saat sang raja berumur 16 tahun. Akan tetapi Balian menyepakati perjanjian tersebut setelah Saladin memcoba meyakinkannya tidak akan membalas perbuatan kaum kristen tersebut. Diakhir cerita film ini, Saladin memenuhi janjinya dan Balian kembali menjadi pandai besi. Sebagai penutup, raja Richad dari inggris menemui Balian untuk merebut kembali Yarusalem. Akan tetapi Balian menolaknya dengan mengatakan bila dia hanyalah seorang tukang besi.

Film ini mencoba untuk menjunjung tinggi gelora humanitas. Memperkecil kemungkinan pengkotak-kotakan kubu atas nama agama tertentu. sedangkan untuk melacak keaslian sejarah yang diungkap film ini masih dirasa sulit. Hal itu dikarenakan ada banyak versi mengenai kisah perang salib dan saling bertolak belakang. Ditambah lagi terlebih dahulu melewati intepretasi sutradara terhadap sejarah tersebut. Disanalah terjadi improvisasi. Selain visaualisasi pesan agama sebagai instrumen kehendak berkuasa. Suasana agama terlihat kental, misalnya ungkapan “allahu akbar” dan di lain pihak menyerukan “god wills it”. Selain itu seperti busana dan sholat berjamaah prajurit saladin. Yang membuat film ini dirasa kurang ialah, ketika nihilnya pesan ataupun tanda akan adanya kelahiran Baldwin V yang akan menggantikan raja Yarusalem sebelumnya.[]


* Term Of Refrence diskusi film studi sejarah 2010-2011. Minggu (20/03) pukul 07.00-10.00WIB, di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Puger.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan share di sini