Senin, 14 Januari 2013

Kerja Kaki Merawat Jaringan

Berpindahtangannya tanggung jawab sebagai Sekjen Kota Jember dari Rizky Akbari S kepada Dian Teguh Wahyu Hidayat, terjadi pergantian pula terhadap letak Sekretariat PPMI Kota Jember. Awalnya menjadi satu dengan perpustakaan kecil di Jawa VII. Kemudian ditempatkan terpisah dengan perpustakaan yaitu di Jalan Tidar. Hingga pada akhirnya ada permasalahan baru terkait harus di mana PPMI Kota Jember akan menyimpan dokumen keorganisasiannya.
Ada anggapan kita akan memperpanjang kontrak sekret di Tidar. Namun sampai kapan kita akan bertahan karena dana yang seringkali minim. Terlebih beberapa pengurus kota mempunyai kesibukan di tempat yang saling berlainan dan memang harus menjadi tempat tinggal mereka. Kalaupun dipaksa untuk terus menempati Tidar, otomatis kami tidak akan secara intens berada di sana.
Banyak sekali pertimbangan yang muncul dan silih berganti. Posistif dan negatif dikupas berulangkali. Hingga akhirnya muncul keputusan bahwa PPMI Kota Jember akan menyimpan dokumennya  di Sekretariat LPM Manifest FTP Unej. Menjadi satu dengan Manifest. Pada proses pemindahan sekretariat, kami tidak sampai berboyong-boyong untuk memindahkan dokumen-dokumen. Ternyata sebagian besar dokumen ada dalam bentuk digital, sedangkan bagian lain yang berbentuk fisik masih muat dimasukkan dalam satu tas kecil.
Memang keputusan tersebut berangkat dari beberapa hal. Yang pertama karena permasalahan dana untuk menyewa rumah kontrakan mending ditukar dengan biaya cetak Buletin Merah Putih (itupun kalau ada). Sedangkan yang kedua kami ingin lebih mendekatkan diri ke LPM secara riil. Nah yang ketiga, ada yang manis-manis di Manifest. Sedangkan hal lainnya seperti kemudahan akses, jaminan terawatnya dokumen, sekretariat LPM dari Biro Umum kota dan Sekjen kota. Di sisi lain kami juga berkaca kepada PPMI Nasional kepengurusan Andi Mahifal yang bersekretariat di LPM Dimensi. Selain itu memang kemudahan di kepengurusan tahun lalu karena PPMI Kota Jember hanya mempunyai perangkat struktur tunggal, hanya ada Sekjen kota yang pada akhirnya memudahkan pengalamatan. Sedangkan dikepengurusan periode ini lebih riuh. Mungkin tepatnya sedikit agak riuh.
Bukan hal yang aneh jika beberapa teman LPM sering kesasar ketika berkunjung di Sekret PPMI Kota Jember yang dulu (Tidar). Hal itu akan terjadi secara wajar. Akan tetapi jika teman-teman LPM tidak mengetahui sekretariat LPM lainnya maka itu adalah hal yang sangat aneh. Akan terbukti  jika kelemahan kita ada pada kerja kaki merawat jaringan.
Di awal kepengurusan kota terbentuk, ternyata banyak sekali LPM yang tidak mengetahui di mana letak Sekretariat LPM Manifest. Kami hampir kesulitan mendefinisikan sebenarnya kutukan macam apa yang sedang mendera pengurus PPMI Kota Jember pada periode ini.
Hal tersebut kita asumsikan menjadi permasalahan bersama. Harus ada solusi atau antisipasi agar tak terulang pada beberapa periode ke depan. Barangkali yang harus kita lakukan adalah tidak bosan-bosannya keliling LPM. Sembari mengajak satu atau dua anggota baru untuk sekedar membagi undangan, majalah, buletin, majalah tempel, atau beramah-tamah. Paling tidak kader yang akan menjadi tulang punggung bagi generasi selanjutnya sudah saling kenal di tataran kota. Tentu saja hal tersebut akan memperkuat pola kerja profesi bagi masing-masing internal LPM.
Selain itu seperti yang telah dilakukan di kepengurusan PPMI Kota Jember sebelumnya. Mengadakan diskusi secara bergiliran. Akan tetapi pada kepengurusan sebelumnya diskusi sangat jarang sekali ada. Terlebih sebagian besar diskusi diadakan di warung kopi. Oleh karena itu diperlukan forum-forum diskusi yang lebih banyak dan berganti-ganti tempat dari satu LPM ke LPM yang lain.
Kalau pada nantinya beberapa pengurus PPMI Kota Jember singgah di LPM teman-teman. Jangan sok-sokan kaget atau histeris. Tapi saya rasa hal tersebut sudah sering dilakukan. Rame-rame sembari mengajak teman-teman LPM lain untuk berkeliling dari satu LPM ke LPM yang lain. Bahan obrolan pun tak sekedar mengenai seluk beluk internal LPM. Tapi lebih dari itu. Lebih gak jelas maksudnya.
Bisa jadi mengikat jaringan baru terasa lebih mudah daripada upaya secara kontinyu untuk merawat jaringan itu sendiri. Berjeraring akan membuat kita memahami kelemahan dan tak lantas mengutuk diri sendiri. Akan tetapi akan berlanjut pada pendiskusian dengan teman seprofesi. Mari berjeraring, saling berbagi dan saling menguatkan.
Jabat erat,

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan share di sini